Nama : Vito Yusri Mahesa
Npm : 202246500690
Kelas : R31
Matkul : Filsafat Seni
Dosen : Dr.sn Angga Kusuma Dawami M. Sn
Perbandingan 30 Artikel Meliputi
Objek, Teori/Pendekatan, Analisis, Dan Kesimpulan
1. Link Artikel https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/105422
- Objek : Dalong Dalam Lukisan Surealisme
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memiliki teori mimesis (imitasi) plato karena karya terinspirasi dari Salah satu alat adat dan kebudayaan Aceh yang hampir punah dan sangat jarang dilaksakan sebagaimana yang seharusnya itu dilakukansecara turun temurun adalah kebiasaan dalam menghidangkan makananuntuk para tamu dalam sebuah cara yang disebut dalong. Dalong adalahsebutan sebuah wadah untuk penyajian makanan pada saat upacara adat Aceh
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu dalong. Konsep penciptaan karya penulis merukan penuangan ide yang didapatkan dari berbagai pengalama serta bacaaan ke dalam karya seni lukis yang beraliran atau bergaa surealis. Untuk mengembangkan kreativitas penulis dalam berkarya ini mengambil nilai keunikan dari segi bentuk objek utama yang akan diciptakan. Terdapat 10 Karya lukisan yang bertema dalong pada artikel tersebut yang memiliki arti/judul yang berbeda, salah satu nya yairu yang berjudul " Tertindas " menampilkan sebuah dalong di tepi jurang dan figur manusia dengan kepala ditutupi kain warna merahyang sedang menduduki Dalong, di tangan figur manusia ada ada cawan atau wadah yang berwarna biru gelap dengan pencahayaan putih kekuning,terdapat juga sebatang pohon tumbuh dari dalam cawa tersebut yang menyerupai tangan manusia yany memiliki jari sedang memegang cawan di atasnya lagi. Susunan warna pada lukisan ini antara lain merah, kuning, biru, coklat, hijau, putih dan abu-abu. Teknik yang digunakan pada lukisan ini adalah teknik realis,walaupun karya ini dengan aliran sureals namun teknik pewarnaanmenggunakan realis.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Dalong Dalam Lukisan Surealisme " Penulis melakukan penelitian terhadap Dalong yaitu adat khas aceh , Tujuan penulis melakukan penelitian terhadap dalong adalah untuk memperkenalkan alat penjamuan penghidangan khas daerah Aceh yaitu dalong kepada mudamudi generasi penerus bangsa khususnya pada masyrakat Aceh . Dengan menggunakan teori mimesis ( Imitasi ) untuk menciptakan suatu karya lukisan salah satu lukisan nya yaitu " Tertindas " dengan menampilkan sebuah dalong di tepi jurang dan figur manusia dengan kepala ditutupi kain warna merahyang sedang menduduki Dalong, di tangan figur manusia ada ada cawan atau wadah yang berwarna biru gelap dengan pencahayaan putih kekuning,terdapat juga sebatang pohon tumbuh dari dalam cawa tersebut yang menyerupai tangan manusia yany memiliki jari sedang memegang cawan di atasnya lagi.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " dengan menggunakan Teori ungkapan atau ekspresi bertumpu pada teori bahwa seni adalah ungkapan perasaan manusia (art is an expression of human feeling). Leo Tolstoy(1826-1910), novelis dan filosof kelahiran Rusia, menganggap seni sebagai transmission of felling (penyaluran perasaan) dengan maksud bahwa seni ialah membangun perasaan yang dialami, lalu dengan perantaraan garis, warna, bunyi atau bentuk, mengungkapkan apa yang dirasakan sehingga orang lain tergugah perasaanya secara sama. Teori ini juga dianut oleh filosof Italia Benedetto Croce (1866-1952), yang beranggapan bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan (art is an expression of impressions). teori ekspresi atau ungkapan menyatakan bahwa seni dapat dirumuskan sebagai kegiatan mengungkapkan perasaan dan kesan-kesan imajinatif penciptaannya.
2. Link Artikel http://repository.unp.ac.id/45040/
- Objek : Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut menampilkan gambar objek yang nyata dalam kondisi yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Sehingga aliran Surealisme memiliki citra seperti dalam keadaan mimpi. seperti dengan gambar manusia setengah ikan, jam yang meleleh, potret wajah yang tertukar, dan lain-lain. Gambar tersebut umumnya bersifat spontan, tidak beraturan, dan cenderung abstrak
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Lesung adalah contoh dari benda kebudayaan yang berperan dalam terbentuknya suatu kebudayaan, alat tumbuk ini dulu merupakan alat yang dapat menyatukan kebersamaan antar masyarakat. Ketika menumbuk lesung biasanya, kegiatan tersebut dilakukan oleh lebih dari dua orang,didalam kegiatan tersebut biasanya ada interaksi antar dua individu yang memperat hubungan mereka yang dilakukan dengan bercerita dan bertukar pikiran. seiring berjalan nya waktu lesung sudah mulai tidak di gunakan lagi karena perkembangan jaman dan tekonologi Ini menginspirasi penulis untuk menampilkan lesung sebagai pengembangan ide imajinasi menjadi sebuah karya seni lukis, yang berisikan pesan dan makna akan permasalahan terhadap kesadaran akan pentingnya menjaga benda kebudayaan. Atas permasalahan di atas, penulis menganggap lesung menarik untuk diangkat kedalam karya akhir agar cerita yang ada pada lesung tidak dilupakan oleh masyarakat pada saat ini. Dari uraian yang dikemukakan diatas, penulis ingin membuat sebuah karya dengan judul “Lesung sebagai SumberKehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealis“.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme" Penulis melakukan penelitian terhadap Lesung, Lesung adalah contoh kebudayaan yang ada , Tujuan penulis melakukan penelitian terhadap dlesung adalah untuk memperkenalkan alat tumbuk khas kebudayaan yaitu lesung kepada mudamudi generasi penerus bangsa khususnya pada masyrakat indonesia . Dengan menggunakan teori Psikologis yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903) yang menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Serta Aliran Surealisme yaitu aliran yang menggambarkan kontradiksi antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti mimpi dan alam bawah sadar manusia.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
3. Link Artikel https://journal.student.uny.ac.id/index.php/serupa/article/download/2525/2608
- Objek : Robot Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan lukisan robot Penciptaan lukisan robot dengan bentuk surrealistik berawal dari ketertarikan penulis terhadap komik, film animasi dan film fiksi ilmiah yang menceritakan tentang interaksi antara robot dan manusia, teknologi yang ramah terhadap lingkungan, kendaraan anti gravitasi, semua hal tersebut merupakan sebuah khayalan yang diciptakan manusia, sehingga menginspirasi penulis dalam menciptakan lukisan robot dalam bentuk surealistik.
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Robot Tema dalam penciptaan lukisan ini terinspirasi dari komik, film animasi dan film fiksi ilmiah. Dalam beberapa film-film animasi dan fiksi ilmiah diceritakan tentang robot yang memiliki sifat manusia, beberapa diantaranya ialah Metopolis, Astroboy, I Robot, Chappie. Penulis menggunakan film-film tersebut sebagai acuan dalam pembuatan karya, karena film-film tersebut menceritakan tentang sifat-sifat manusia yang dimiliki oleh robot. Sebagai contoh cerita dari film animasi Metropolis yang merupakan salah satu film yang menginspirasi penulis. Dalam film animasi Metropolis menceritakan mengenai manusia dan robot yang hidup berdampingan, tetapi robot di diskriminasi dan dipisahkan ke tingkat kota yang lebih rendah. Banyak populasi manusia di kota Metropolis yang menganggur dan kekurangan, mereka menyalahkan robot yang telah mengambil alih pekerjaan mereka . Salah satu lukisannya berjudul "Unexpected Journey" menggambarkan figur robot utama No.01 sedang mengendarai mobil dijalan aspal, pada rumah-rumah melayang, rerumputan serta pepohonan berbentuk hewan di sisi kanan dan sisi kiri memberikan prinsip keseimbangan. Letak pada rumah, pepohonan berbentuk hewan, serta langit menciptakan unsur keruangan. Pewarnaan pada robot utama No.01 menggunakan warna merah memberikan center of interest pada lukisan. Prinsip harmoni diciptakan pada langit dan hembusan angin dengan warna biru muda, hijau tua dan putih, pada rumah dengan warna merah, kuning, coklat, biru, ungu, hijau dan pada warna rerumputan dengan warma hijau muda, hijau, kuning dan pepohonan dengan warna hijau tua, hijau muda dan kuning. Prinsip kontras di tujukan pada mobil dengan warna putih, biru dan ungu.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Robot Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik" Penulis melakukan penelitian terhadap Robot yaitu Objek yang ingin di jadikan lukisan , Penulis melakukan penelitian yang dilakukan penulis dengan melihat film-film animasi dan film-film fiksi ilmiah seperti Astroboy, Metropolis, I Robot, Chappie, Star Wars, serta membaca serta mengamati komik-komik yang bertemakan robot seperti dalam komik-komik Marvel dalam kisah Iron Man, Avengers: Age of Ultron.. Hal ini dilakukan untuk membantu proses penciptaan dalam pembuatan karya seni lukis untuk menemukan ciri khas personal dalam bentuk dari sebuah karya agar memiliki identitas pribadi disetiap karyanya. Dengan menggunakan teori Psikologis yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903) yang menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Serta Aliran Surealisme yaitu aliran yang menggambarkan kontradiksi antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti mimpi dan alam bawah sadar manusia.i.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
- Objek : Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis
- Pendekatan / Teori : Lukisan surealis dalam konteks representasi Kesenian Rengganis bisa menggunakan beberapa pendekatan atau teori dalam menciptakan karya seni yang menekankan pada nilai-nilai lokal dan spiritual:
Simbolisme Budaya dan Mitologi Lokal : Seniman menggunakan simbol-simbol yang mendalam dalam budaya Jawa Barat atau mitos lokal sebagai elemen utama dalam lukisannya. Ini bisa mencakup ikon-ikon tradisional, simbol-simbol alam, atau narasi mitologi yang merujuk pada kepercayaan dan nilai-nilai masyarakat setempat.
Ekspresi Spiritual dan Kebatinan : Lukisan surealis dalam konteks Kesenian Rengganis mungkin mencoba mengungkapkan dimensi spiritual atau kebatinan dalam budaya Jawa Barat. Hal ini dapat ditampilkan melalui penggunaan simbol-simbol spiritual, ikon-ikon keagamaan, atau representasi dari pengalaman keagamaan atau mistis.
Hubungan Manusia dengan Alam : Seniman mungkin menyoroti hubungan manusia dengan alam dalam lukisannya, tekanan pada keterhubungan yang erat antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Elemen alam, seperti flora dan fauna lokal, mungkin ditampilkan secara simbolis atau surealis dalam karya seni.
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Kesenian Rengganis. Kesenian Rengganis adalah seni pertunjukan berbentuk drama tari lakon yang merupakan akulturasi kebudayaan jawa dengan kebudayaan osing. Kesenian ini disebut juga kesenian Praburoro yang berasal dari kata ‘Prabu’ berarti raja dan ‘Rara’ berarti perempuan, sehingga Praburoro berarti raja perempuan. Kesenian tersebut dapat ditampilkan dengan berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk karya seni lukis. Dalam penelitian ditemukan permasalahan bahwa kesenian Rengganis tidak lagi dikenal akibat tereduksi oleh kesenian lain yang serupa yakni Seni Janger yang lebih populer hingga saat ini. Penekanan dalam penelitian ini ini terletak pada jenis karyanya, yaitu seni lukis. Seni lukis merupakan suatu kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Ditemukan hasil bahwa filosofi kesenian Rengganis dapat disampaikan melalui seni lukis surealisme.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel " Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis" Penulis melakukan penelitian terhadap Kesenian Rengganis , Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu mengenalkan kembali kesenian Rengganis dalam karya lukisan surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga melakukan pendekatan yang sama yaitu dengan aliran surealisme yang menurut saya dapat menjelaskan pesan yang disampaikan pada Lukisan Frida Kahlo melalui visual-visual yang berasal dari khayalan si pembuat karya ini
5. Link Artikel https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/download/117625/pdf
- Objek : Kucing Sebagai Sumber Inspirasi Karya Lukis Surealis
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Kucing yang menggunakan aliran surealisme
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Kucing Karya akhir ini bertujuan untuk memvisualisasikan kucing melalui karya seni lukis dengan gaya surealisme dua dimensi. Karya ini adalah gambaran interaksi perilaku kucing dengan manusia (pemelihara) dan masyarakat setempat terhadap keberadaan kucing, sehingga dapat diambil nilai moral dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar bertanggungjawab terhadap hewan peliharaan dan menumbuhkan rasa tolong-menolong bukan hanya manusia kepada manusia lain tetapi manusia terhadap lingkungan hidup. Metode yang digunakan melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan sintesis, tahapan realisasi konsep, tahapan penyelesaian. Dalam pembuatan karya akhir ini membuat karya lukis, karya yang dihadirkan merupakan fenomena sosial pada objek kucing.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel " Kucing Sebagai Sumber Inspirasi Karya Lukis Surealis" ini berisi uraian tentang lukisan yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengekspresikan ketertarikan penulis terhadap kucing dengan gaya surealis. Lukisan ini menggunakan pendekatan surealis yaitu melukis dengan menggunakan teori psikologi Freud. Psikologi ini mempelajari pikiran bawah sadar dan mimpi seseorang sebagai gambaran keinginan seseorang.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " yang bertujuan untuk mengetahui pesan dan mencoba memahami apa yang disampaikan pada Lukisan Frida Kahlo melalui visual bergerak atau film dengan pendekatan surealisme.
- Objek : Adaptasi Surealisme dalam Rancangan Arsitektur
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru.
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Surealisme dan arsitektur mungkin merupakan dua hal yang bertolak belakang, namun dari sudut pandang seni rupa, kedua bentuk ini dapat dijadikan sebagai tatanan yang dapat memenuhi hasrat psikologis manusia. Karena disetiap ambisi manusia pasti ada mimpinya. Mimpi yang kita peroleh dari alam bawah sadar seringkali dianggap hanya sekedar hal biasa saja. Namun di balik hal-hal biasa, ada sesuatu yang luar biasa. Adaptasi arsitektur terhadap surealisme dapat menjadi tema baru dalam arsitektur. Perwujudan ini sebaiknya hanya digunakan dalam seni dan arsitektur, karena surealisme mempunyai nilai estetis pada kedua aspek tersebut. Surealisme tidak dapat diwujudkan sepenuhnya kehidupan manusia karena orang yang hanya bisa bermimpi tanpa disadari sama saja dengan berbohong dan menipu diri sendiri.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel " Adaptasi Surealisme dalam Rancangan Arsitektur" Dalam artikel ini, kita akan memikirkan bagaimana jadinya jika hal-hal yang digambarkan di alam bawah sadar kita dijadikan sebuah karya, seperti arsitektur. Jadi bentuk bangunannya terinspirasi dari surealisme. Dengan menggunakan teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru .
Sedangkan Artikel saya yang membahas Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer "dengan pendekatan aliran surealisme karena banyak visual yang berasal dari hasil imajinatif si pembuat lukisan
- Objek : Ramayana Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memakai Teori ungkapan atau ekspresi bertumpu pada teori bahwa seni adalah ungkapan perasaan manusia (art is an expression of human feeling). Leo Tolstoy(1826-1910), novelis dan filosof kelahiran Rusia, menganggap seni sebagai transmission of felling (penyaluran perasaan) dengan maksud bahwa seni ialah membangun perasaan yang dialami, lalu dengan perantaraan garis, warna, bunyi atau bentuk, mengungkapkan apa yang dirasakan sehingga orang lain tergugah perasaanya secara sama. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Ramyanana yang sedang berperang atau meyelamatkan yang menggunakan aliran surealisme
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. penulis mendapat ide lukisan dari cerita epik Ramayana dan teori peperangan modern tersebut menjadi suatu karya lukis yang menarik dan penuh fantasi. Penulis tertarik menjadikan kisah Rama yang modern dan berteknologi tinggi sebagai ide untuk visulaisasi karya seni lukis, sebagai contoh Rama menggunakan pakaian seperti astronot, senjata-senjata elektrik dan mengendarai piring terbang sehingga terlihat lebih modern namun tetap mempertahankan karakter ciri khas Rama. Dari pemaparan tersebut maka melalui Tugas Akhir Karya Seni ini, penulis tertarik untuk mengangkat kisah Ramayana sebagai inspirasi penciptaan lukisan dengan judul “Ramayana sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik”. Melalui kisah Ramayana, penulis hendak berkreasi dengan melakukan perubahan perspektif tradisional menjadi lebih modern pada karya-karyanya.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Ramayana Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik" Penulis melakukan penelitian terhadap Ramayanan yaitu Objek yang ingin di jadikan lukisan , Penulis melakukan penelitian yang dilakukan penulis dengan melihat film-film dan film-film fiksi serta membaca serta mengamati komik-komik yang bertemakan ramayana seperti dalam komik-komik Hal ini dilakukan untuk membantu proses penciptaan dalam pembuatan karya seni lukis untuk menemukan ciri khas personal dalam bentuk dari sebuah karya agar memiliki identitas pribadi disetiap karyanya. Dengan menggunakan Teori ungkapan atau ekspresi bertumpu pada teori bahwa seni adalah ungkapan perasaan manusia (art is an expression of human feeling). Leo Tolstoy(1826-1910), novelis dan filosof kelahiran Rusia, menganggap seni sebagai transmission of felling (penyaluran perasaan) dengan maksud bahwa seni ialah membangun perasaan yang dialami, lalu dengan perantaraan garis, warna, bunyi atau bentuk, mengungkapkan apa yang dirasakan sehingga orang lain tergugah perasaanya secara sama. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Ramyanana yang sedang berperang atau meyelamatkan yang menggunakan aliran surealisme
Sedangkan Artikel saya memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu sama-sama menggunakan pendekatan dengan aliran surealisme, yang dimana suatu karya diciptakan berdasarkan ekspresi diri sang seniman dan merepresentasikan dalam bentuk baru. Bedanya artikel saya meneliti Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer ", sedangkan artikel ini meneliti lukisan. "Ramayana Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik"
- Objek : Surealisme : Dunia Khayal Dan Otomotisme
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Jam Diding yang meleleh yang menggunakan aliran surealisme
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Surealisme adalah gerakan seni yang mengeksplorasi dunia khayalan, bawah sadar, dan imajinatif. Ide utamanya adalah mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik kesadaran kita, melampaui logika konvensional, dan menjelajahi dunia yang tersembunyi di dalam diri.
Dunia Khayal:
Surealisme menekankan pada pemikiran dan imajinasi bebas dari batasan logika. Seniman surealis menciptakan karya yang menampilkan dunia alternatif atau tak terduga, dengan penggabungan elemen-elemen yang tidak masuk akal secara logis namun memiliki makna yang mendalam. Ini melibatkan representasi mimpi, fantasi, dan alam bawah sadar yang kaya akan simbolisme.
Otomatisme:
Teknik otomatis adalah pendekatan utama dalam seni surealis yang melibatkan penciptaan tanpa kontrol sadar. Seniman menciptakan karya tanpa campur tangan pikiran rasional, membiarkan aliran bawah sadar mereka mengarahkan proses penciptaan. Ini bisa berupa tulisan otomatis, gambaran spontan, atau gerakan tanpa rencana yang jelas, memungkinkan ide-ide muncul secara alami dari dalam diri. Analisis tentang surealisme akan menyoroti bagaimana gerakan ini memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi ide-ide yang jauh dari realitas konvensional, dengan menghadirkan dunia khayal yang menampilkan kekayaan imajinasi manusia dan memberikan ruang bagi ekspresi yang bebas dari batasan logika.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Surealisme : Dunia Khayal Dan Otomotisme " Penulis melakukan penelitian terhadap Surealisme Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu mengenalkan karya lukisan surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
- Objek : Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia yang memakai baju berwarna hijau, dengan capit kepiting berwarna merah. Tangan sebelah kanan dan menggunakan jubah berwarna merah , kulit yang kecoklatan serta memiliki wajah tumbuh dengan leher menjulang panjang dari dada sebelah kanan tempat hati berada. Terlihat juga tumbuhan bunga dengan warna putih kemerahan
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Introspeksi diri dalam kehidupan bermasyarakat, adalah ketika seseorang yang selalu bermuhasabah akan selalu melakukan perbaikan terhadap akhlak agar mampu hidup sebagai manusia yang sebaik-baiknya serta dicintai oleh Allah SWT. Seseorang akan mampu hidup dengan damai serta tentram. Begitu halnya, dengan mengintrospeksi diri, dapat mencegah sesuatu hal buruk terjadi dalam diri seseorang. Proses introspeksi diri yang baik akan berpengaruh kepada gaya komunikasi, sikap terhadap lingkungan sosial, kerja kepemimpinan, pola pikir, emosi, dan lain sebagainya (Lauster, 1992), Kehidupan yang penulis rasakan. Mencoba menggambarkan masalah sosial/ fenomena sosial yang tidak sesuai dengan keinginan menjadi individu yang seharusnya, sehingga dapat diekspresikan dengan sempurna ke dalam karya seni lukis. Sesuai yang dituangkan dalam satu judul “Introspeksi Diri dalam Karya Seni Lukis Surealisme”
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme " Penulis melakukan penelitian terhadap apa itu intropeksi diri dalam seni Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu Untuk mewujudkan karya penulis melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan persiapan, melakukan pengamatan. Kedua tahapan elaborasi, menganalisis permasalahan-permasalahan yang ada pada diri sendiri. Penulis melakuakan pendalaman mengenai introspeksi diri terhadap pengalman pribadi. Ketiga, tahapan sintesis, menetapkan karya-karya lukisan tentang introspeksi diri. Tahap keempat realisasi konsep, tahap pertama persiapan sketsa, alat, bahan dan media, proses editing awal, proses editing akhir, dan terakhir proses finishing karyaTahapan kelima, diadakannya Setelah pameran selesai, materi akan tersedia dalam bentuk katalog pameran dan laporan karya akhir.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
- Objek : Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia gemuk memakai baju putih dan memegang pedang dan ada juga lukisan seperti manusia namun kepala yang berbentuk aneh dan di sebut aliran surealisme
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis.Tulisan ini mengangkat figur gendut sebagai ide dasar penciptaan seni lukis dengan menggunakan gaya pop surealisme. Penggabungan antara daya imajinasi tentang figur gendut dengan berbagai permasalahan yang bisa diangkat dari figur merupakan sebuah jalan dalam menciptakan karya-karya yang unik, terkadang satir, serta jenaka. Bentuk-bentuk kartunal yang digunakan dalam membuat figur gendut dan figurfigur lainnya merupakan satu tujuan khusus agar karya yang disampaikan memiliki unsur yang informatif terhadap para apresian. Menjadi gendut bagi setiap manusia yang mengalaminya sebenarnya bukan sebuah keinginan. Melalui berbagai perjalanan masa atau era yang bergulir hingga saat ini, persoalan tentang tubuh telah menuju pada bentuk yang indah dan ideal. Kecantikan dan ketampanan pada saat ini juga diukur pada orang-orang yang memiliki bentuk tubuh yang “normal” dan ramping. Bagi orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan, tentunya jika diukur pada hal tersebut sangatlah tidak cocok. Figur gendut saat ini seperti diposisikan pada ruang yang sulit untuk mengeluarkan rasa percaya dirinya dalam menampik tentang apa yang diungkapkan di atas. Faktor kaum kapitalis dalam mendorong hadirnya pemikiran baru untuk hidup sehat tanpa menjadi gendut, juga semakin mengecilkan semangat orang-orang yang bertubuh gendut. Jika dilihat dari segi kesehatan, mungkin gendut terkesan seperti orang yang suka tidur, malas bekerja, dan sebagainya. Gendut berbeda dengan obesitas, karena obesitas merupakan penyakit kelebihan lemak di atas rata-rata yang membuat tubuh tak mampu mencerna makanan dalam berskala besar serta asupan makanan yang dikonsumsinya memiliki kalori yang sangat besar, sedangkan gendut merupakan kelebihan berat badan. Di sisi lain. gendut memiliki banyak kelebihan yang berguna dalam memajukan hidupnya dan mewujudkan citacitanya.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan " Permainan imajinasi yang terangkum dalam pemikiran telah menghasilkan banyak potongan imaji tentang berbagai hal untuk dijadikan sebagai tonggak awal pembuatan sebuah karya seni. Imaji tersebut kemudian dikombinasikan dengan konsep utama yang diangkat, yaitu berhubungan dengan roblematika yang ada dalam figur gendut, yang nantinya akan termanifestasikan menjadi karya seni yang diinginkan. Posisi figur gendut di sini bukan hanya sebagai objek utama semata dalam kekaryaan saya, tetapijuga bisa sebagai metafora yang mencitrakan sesuatu hal. Bentukan kartunal pada figur-figur yang diciptakan lalu dikemas dengan gaya pop surealisme merupakan paduan yang pas untuk menciptakan karya yang nakal, menggelitik, satir, sekaligus jenaka, tentang problematika figur gendut. Hadirnya pop surealisme yang menjadi gaya kekaryaan merupakan cara yang tepat dalam mewakili kegelisahan penulis tentang figur gendut, bahkan hingga saat ini terus dipelajari dalam proses kekaryaannya.Semua pemikiran dan proses kreatif tentang figur gendut tersebut telah memunculkan satu pandangan akhir. Seberat apa pun tubuh dalam meraih sebuah cita-cita, jika dilakukan dengan niat dan kerja keras, pasti akan dapat tercapai. Karena tubuh yang aktif dan berjiwa keras dalam meraih impian, tidak selalu tergambar pada bentuk tubuh yang ideal atau langsing semata, tetapi tubuh gendut juga memiliki hak tersebut. Melalui sebuah karya seni yang bertemakan tentang figur gendut, harapan yang paling baik untuk hal ini ialah setidaknya ada rasa toleransi yang tinggi terhadap satu sama lain, tanpa memandang bentuk tubuh atau kecantikan semata, karena Tuhan menciptakan seluruh manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin. menggunakan pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara si pembuat Lukisan merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah dapat terjawab.
11. Link Artikel https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/8230/6738
- Objek : Boneka Dalam Lukisan Surealisme
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memakai Teori ungkapan atau ekspresi bertumpu pada teori bahwa seni adalah ungkapan perasaan manusia (art is an expression of human feeling). Leo Tolstoy(1826-1910), novelis dan filosof kelahiran Rusia, menganggap seni sebagai transmission of felling (penyaluran perasaan) dengan maksud bahwa seni ialah membangun perasaan yang dialami, lalu dengan perantaraan garis, warna, bunyi atau bentuk, mengungkapkan apa yang dirasakan sehingga orang lain tergugah perasaanya secara sama. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Terjebak yang dimana ada seorang laki laki terperangkap dari pelukan gurita dan ekspresi dari laki laki tersebut seperti ketakutan dan berusaha memberontak
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Tujuan pembuatan karya akhir ini adalah untuk memvisualisasikan berbagai masalah kehidupan penulis melalui penggunaan boneka sebagai simbol. Harapannya, karya ini dapat meningkatkan kesadaran diri dan menginspirasi pembaca untuk memperbaiki diri. Proses penciptaan karya ini menggunakan lima tahap yakni: tahap persiapan (melakukan pengamatan dan eksplorasi), elaborasi (mencari dan mengumpulkan referensi), sintesis (penetapan ide atau gagasan pokok). Realisasi konsep (membuat karya) dan tahapan penyelesaian (berupa laporan dan pameran karya akhir). Ada banyak jenis boneka yang digunakan dalam karya ini, seperti boneka Pinocchio, bonekaMarionete, bonekaSigale-gale,bonekaBarbie, boneka SiUnyil, boneka Matryoskha,boneka Hello Kitty, boneka Teddy Bear, boneka Wayang Golek, dan boneka Ondel-ondel. Dalam penciptaan karya penulis menggunakan cat akrilik diatas kanvas, terdiri dari 10 lukisan yang masing-masing memiliki judulantara lain: Terjebak, Penyesalan, Hampa, Tekanan, Diawasi, Penikmat Senja, Sandiwara, Penolakan, Mencari Jalan, dan Menyaksikan.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Boneka Dalam Lukisan Surealisme" Objek boneka menjadi sumber inspirasi dan ide untuk menciptakan lukisan surealisme ini. Karya ini mengangkat masalah-masalah berdasarkan pengalaman dan perasaan penulis saat ini. Dalam proses penciptaannya, penulis menerapkan metode yang disimpulkan oleh Made Bandem I (2001).Terdapat lima tahapan dalam berkarya seni yang diikuti dalam penciptaan karya ini, yaitu:(1) Persiapan, meliputi pengamatan, pengumpulan informasi, dan gagasan terkait jenis-jenis boneka serta seniman-seniman surealisme. Penulis juga mempersiapkan diri secara mental dan menggali sumber literatur serta referensi terkait.(2) Elaborasi, tahap ini digunakan untuk menguatkan gagasan pokok yang terkait dengan karakteristik dan sejarah boneka yang akan diwujudkan dalam karya Seni Lukis Surealisme.(3) Sintesis, proses untuk mewujudkan konsepsi karya seni yang akan diciptakan.(4) Realisasi Konsep: Setelah mendapatkan ide, konsep, dan sasaran objek yang matang, penulis memulai proses visualisasi konsep dari pembuatan sketsa hingga tahap finishing karya.(5) Penyelesaian, tahap akhir di mana penulis memberikan makna dan memahami proses pengkaryaan yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk laporan
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin. menggunakan pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara si pembuat Lukisan merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah dapat terjawab.
- Objek :“Melawan Harimau: Ritual Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci Sebagai Ciptaan Lukisan Surealisme”
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia menaiki macan dan terlihat seperti realis namun menggunakan aliran surealisme
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Penciptaan karya dengan judul: Mengagah Harimau: Seni Tari Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci sebagai Penciptaan Seni Lukis Surealisme”. Perspektif penciptaan karya seni lukis ini difokuskan pada harimau dan gerak dalam tari Mengagah Harimau, masyarakat Pulau Tengah Kerinci. Pada prosesi tersebut ada kejadian yang tidak terduga, yaitu kesurupan (kemasukan roh) harimau yang telah mati, sehingga membuat penari menjadi lepas kendali. Selain itu gerak dalam tarian Mengagah Harimau juga memiliki makna dan pesan moral yang disampaikan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengkarya untuk mewujudkannya dalam bentuk karya seni lukis surealisme. Seni lukis Surealisme merupakan aliran dalam seni lukis yang erat hubungannya dengan dunia fantasi, seakan melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealis seringkali memiliki bentuk yang tidak logis dan seperti khayalan. Surealisme berasal dari keyakinan realitas yang superior dan kebebasan asosiasi, keserbabisaan mimpi sehingga pemikiran kita bebas kontrol dan keasdaran dalam penciptaan karya seni (Kartika, 2017: 119). Ritual Mengagah Harimau merupakan tradisi sejak zaman dahulu. “Ngagah” dalam bahasa daerah Kerinci berarti “mengajak bermain”. Tari Mengagah Harimau tercipta dari gerak silat harimau yang diubah menjadi tarian dengan gerakan yang sama seperti gerak harimau. . Tarian itu digelar saat ditemukan seekor harimau mati di hutan, dengan maksud agar gerombolan harimau tidak turun gunung dan mengganggu warga serta tidak memakan ternak warga dibayar bangun. Dengan adanya ritual adat ini, diyakini roh harimau akan mendengar dan datang memasuki tubuh si penari. Saat pertunjukan tari Mengagah Harimau banyak penonton akan dikejutkan oleh aksi kesurupan (kemasukan roh ), baik para penari maupun penonton. Secara tiba- tiba sejumlah penonton berlarian ke atas panggung dan ikut menari dengan gerakan mencakar, melompat layaknya harimau. Setelah mengamati ritual tari Mengagah Harimau, pengkarya menjadi tertarik untuk menciptakan karya lukis surealis dengan ide ritual tari Mengagah Harimau. Tari ritual Mengagah Harimau ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan tari ritual lainnya, yaitu memiliki makna sebagai penghormatan untuk harimau yang telah mati, menonjolkan gerak silat harimau dalam gerakan tariannya, serta terdapat kejadian mistis seperti kesurupan dari penari maupun penonton yang mempunyai titisan garis keturunan dari orang Pulau Tengah Kerinci. Saat kesurupan, seseorang bisa menari/bergerak sebebas mungkin di luar dari
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Boneka Dalam Lukisan Surealisme" Objek boneka menjadi sumber inspirasi dan ide untuk menciptakan lukisan surealisme ini. Mengagah Harimau: Ritual Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci merupakan prosesi adat yang digunakan dalam setiap ada harimau yang mati di hutan atau mati di bunuh, maka di laksanakanlah ritual mengagah harimau. Ritual Mengagah Harimau mengandung pesan dan makna dalam ritual tersebut, pada pelaksaan dalam ritual Mengagah Harimu menginterpretasikan harapan agar harimau yang masih hidup tidak turun gunung dan tidak menggu ternak warga Pulau Tengah Kerinci. Dari ritual tersebut pengkarya ingin mengenalkan ritual Mengagah harimau dalam bentuk baru melalu seni lukisan surealis. Bentuk visual yang di angkat masing-masingdalam Mengagah Harimau dalam lukisan surealis diantaranya, 1). Pembukak, 2). Mengagah, 3). Membela, 4). Cakar Silang, 5). Matai Ateh, 6). Uho Nak Nepo, 7). Uho Kemasukan Imo. Karya ritual Mengagah Harimau ini di aplikasikan kedalam karya lukis surealis merupakan karya dua dimensi yang bersifat lukisan, yang mementingkan nilai keindahan pemaknaan dan nilai kertarikan pada penikmat seni dan masyarakat yang melihat lukisan Mengagah Harimau dalam bentuk lukisan surealis.
Sedangkan Artikel saya tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin. menggunakan pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara si pembuat Lukisan merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah dapat terjawab.
- Objek :“Krisis Moral Dalam Seni Lukis Surealisme”
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia Menggendong bayi berkepala tumbuhan
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Belakangan ini marak sekali dijumpai berbagai permasalahanpermasalahan terkait kemerosotan moral yang ada di masyarakat, mulai dari kejadian yang bisa dilihat secara langsung dilingkungan masyarakat maupun yang tidak langsung melalui media massa baik elektronik maupun cetak. Permasalahan yang ada meliputi banyaknya pejabat negara dan para pegawai yang melakukan korupsi, perusakan lingkungan, penindasan dan ketimpangan dalam sosial masyarakat. Banyak sekali bukti yang menjelaskan bahwa telah rusaknya moral dan makin rendahnya nilai malu yang ada di masyarakat saat sekarang ini. Para pelaku tindakan tak bermoral tidak lagi merasa malu atas perbuatannya, bahkan ada saja yang merasa bangga dengan perbuatannya karena berhasil diekspos oleh berbagai media. Kini permasalahan-permasalahan tersebut sudah menjadi hal umum di masyarakat dan hampir tidak pernah absen dari jangkauan disetiap harinya. Permasalahan yang bertentangan dengan moral ini kian merebak dan sudah semakin terbiasa didengar, hingga akhirnya masyarakat semakin mudah untuk memaklumi kasus-kasus tersebut Setelah apa yang terjadi pada manusia saat sekarang, membuat setiap manusia memiliki nilai dan sudut pandang sosial yang berbeda terhadap setiap permasalahan apapun bentuknya. Ketika setiap manusia dibenturkan dengan permasalahan moralitas yang terjadi pada dirinya dan orang lain, maka di sinilah konflik yang terjadi.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Krisi Moral Dalam Karya Lukis Surealisme" Moral menjadi sebuah acuan kualitas nilai pribadi tiap manusia dalam kehidupan sosialnya ditengah-tengah masyarakat. Manusia yang baik adalah manusia yang bermoral, dan tentunya moral dari manusia sangat berpengaruh pada dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Moral manusia yang rusak tidak hanya berpengaruh pada kehidupan manusia saja, namun lingkungan dan kehidupan sekitar juga ikut merasakan dampak yang ditimbulkan oleh tindakan dan perilaku manusia Karya ini dibuat bertujuan untuk memvisualkan keadaan krisis moral yang terjadi pada saat ini dalam karya seni lukis surealis, dengan harapan agar semakin sadarnya manusia dengan tindakan krisis moralnya saat ini. Metode yang digunakan dalam proses karya akhir ini adalah : 1) Persiapan, 2) Elaborasi, 3) Sintesis, 4)Realisasi konsep, 5) Penyelesaian. Dengan perilaku, tindakan, dan sifat manusia yang semakin buruk yang menyebabkan berbagai masalah pada dirinya, lingkungan, dan masyarkat sekitar. Karya akhir ini berjumlah sepuluh karya dengan judul: Seperti Apa Hari Esok?, Semua Ulah Kita, Pohon Terakhir, Tentang Rumah, Melihat Namun Tidak Menyentuh, Sebuah Jantung, Diatas Angin, Nilai Pada Perbedaan, Pahlawan Mainan, Kabar Burung.
Sedangkan Artikel saya tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dari teori yang di gunkanan dan dari kedua artikel, sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin. menggunakan pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara si pembuat Lukisan merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah dapat terjawab.
- Objek :“Lukisan surealis seni Angguk: sebuah penelitian berbasis penciptaan seni”
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Seorang Bersayap yang seakan seperti malaikan
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Analisis data penciptaan karya seni lukis oleh pelukis Subandi dan analisis data pengembangan konsep penciptaan seni lukis dengan tema seni Angguk dilakukan dengan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara memilih data yang penting, baru, unik, dan terkait dengan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, analisis didasarkan pada seluruh data yang terkumpul, melalui berbagai teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi (Sugiyono, 2019: 480). Kemudian analisis data penciptaan karya seni lukis dengan tema seni Angguk dilakukan dengan eksplorasi dan eksperimentasi. Pemeriksaan data proses kreatif pelukis Subandi dan kesenian Angguk di Kabupaten Kulon Progo dilakukan menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi teori. Triangulasi teknik adalah cara untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2019: 495). Triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan guna memperoleh kepercayaan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statment. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang di hasilkan (Moloeng, 2007 dalam Syarif dkk., 2021: 227). Triangulasi teori dalam penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan data yang diperoleh dengan teori yang bersumber dari pendapat ahli atau teori yang telah ada sebelumnya.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Lukisan surealis seni Angguk: sebuah penelitian berbasis penciptaan seni" Seni Angguk sebagai objek penciptaan karya seni lukis meliputi ciri-ciri: adegan ndadi atau kesurupan yang berwujud dalam gerakan tari, nilai magis pada sesaji, dan busana penari. Adegan ndadi digambarkan dengan ciri khusus penari yang menggunakan kaca mata hitam dan tali lawe pada tangan dengan gerakan yang bebas dan lincah. Sesaji berupa bunga mawar dan dupa yang selalu ada pada penampilan seni Angguk. Busana penari Angguk terdiri dari baju lengan panjang berpangkat di pundak, celana pendek di atas lutut, topi, selendang, stoking, dan kaos kaki. Busana penari menduplikasi seragam serdadu Belanda sebagai bentuk sindiran. Inspirasi proses kreatif pelukis Subandi adalah kajian seni tradisional dan kebebasan berimajinasi sebagai dasar pengembangan ide penciptaan dan kreativitas dalam memvisualisasikannya. Konsep karya disusun dengan pencarian ide yang kemudian dikembangkan dalam sketsa melalui pengembangan bentuk objek. Visualisasi penciptaan karya seni lukis meliputi pengembangan ide karya seni lukis berdasarkan objek seni Angguk dan inspirasi proses kreatif pelukis Subandi dan memvisualisasikannya dengan media cat minyak dan gaya surealistik. Karya seni lukis yang dihasilkan berjumlah tiga buah lukisan berjudul “Angguk Ndadi”, “Angguk Menebar Bunga”, dan “Angguk Berkelana Membawa Dupa” dengan media cat minyak dan gaya surealisik. Penelitian dengan inspirasi proses kreatif seniman dapat diterapkan sebagai alternatif penciptaan di bidang seni rupa yang lain. Penelitian dengan metode Art Practice as Research dapat digunakan sebagai upaya mengembangakan seni rupa tradisional. Penelitian dengan penciptaan seni rupa dapat mengambil unsur seni tradisional sebagai sumber penciptaan.
Sedangkan Artikel saya tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel, sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin. menggunakan pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara si pembuat Lukisan merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah dapat terjawab.
15.LinkArtikel https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/aliran_seni_rupa_dan_periode_SR_baru_Indonesia_deddyawardwidyalaksana.pdf
- Objek : “Tinjauan Seni Rupa Aliran Seni Rupa dan Periode Seni Rupa Modern Indonesia”
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia asli
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Aliran Seni Rupa Modern Indonesia mencakup periode perkembangan seni rupa dari masa awal abad ke-20 hingga sekarang. Ini melibatkan evolusi berbagai aliran dan gerakan seni yang muncul di Indonesia, memadukan pengaruh lokal dan global.
1. Periode Awal: Pencarian Identitas
- Pada awal abad ke-20, seni rupa Indonesia mengalami pencarian identitas dan penafsiran kembali nilai-nilai lokal. Seniman seperti Raden Saleh memulai gerakan menuju seni rupa modern.
- Gerakan Mooi Indie (Era Indah) mengeksplorasi gambaran visual tentang keindahan alam dan budaya Indonesia dalam karya-karya mereka.
2. Perkembangan Modernisme:
- Gerakan modernisme mengambil bentuk di Indonesia, memengaruhi seniman seperti Affandi dan S. Sudjojono. Mereka mengeksplorasi ekspresi individu dan persoalan sosial dalam karya mereka.
- Pameran Konfrontasi pada tahun 1954 adalah salah satu momen penting yang menunjukkan perbedaan ideologi antara seniman yang mengadopsi gaya Barat dan yang menekankan identitas lokal.
3. Periode Pasca-Modernisme: Reinterpretasi Nilai Tradisional
- Seniman seperti FX Harsono, Heri Dono, atau Arahmaiani membawa seni rupa Indonesia ke periode pasca-modernisme dengan mempertanyakan identitas, politik, dan nilai-nilai budaya dalam karya mereka.
- Mereka menggunakan teknik modern sambil menampilkan referensi terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah lokal, menciptakan narasi yang unik dan kompleks dalam seni rupa Indonesia.
Analisis ini memperlihatkan evolusi seni rupa modern di Indonesia, dari pencarian identitas dan modernisme hingga interpretasi kembali nilai-nilai tradisional dalam konteks pasca-modernisme. Perkembangan ini tercermin dalam karya seni yang menggabungkan warisan lokal dengan pengaruh global, menciptakan narasi visual yang beragam dan unik.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Tinjauan Seni Rupa Aliran Seni Rupa dan Periode Seni Rupa Modern Indonesia" Dalam kesimpulan Tinjauan Seni Rupa Aliran Seni Rupa dan Periode Seni Rupa Modern Indonesia, terdapat beberapa poin penting:
Evolusi Identitas Seni Rupa: Perkembangan seni rupa Indonesia dari awal abad ke-20 hingga sekarang mengalami transformasi yang signifikan, dari pencarian identitas hingga penafsiran kembali nilai-nilai lokal dalam konteks modern.
Pengaruh Modernisme dan Pasca-Modernisme: Pengaruh gerakan modernisme membawa perubahan dalam ekspresi seni, memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi aspek individu dan sosial dalam karya mereka. Kemudian, periode pasca-modernisme membawa reinterpretasi nilai-nilai tradisional dengan pendekatan yang lebih kompleks dan kritis.
Penggabungan Identitas Lokal dan Pengaruh Global: Seni rupa modern Indonesia menggabungkan warisan lokal dengan pengaruh global, menciptakan karya seni yang unik, dengan teknik modern sambil tetap mempertahankan akar budaya yang di dalamnya.
Ragam Ekspresi Seni: Perkembangan seni rupa Indonesia modern menampilkan ragam ekspresi
Sedangkan Artikel saya tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dari teori yang di gunkanan dan dari kedua artikel, sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin. menggunakan pendekatan aliran surealisme dalam meneliti Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " yang memiliki bentuk/visual yang tidak biasa (aneh) karena itu cara si pembuat Lukisan merepresentasikan hasil imajinasinya/khayalan. Namun hal itu bisa dikaji dengan melakukan pendekatan yang cocok sehingga rumusan masalah dapat terjawab.
16. Link Artikel https://core.ac.uk/download/pdf/78033751.pdf
- Objek : Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis
-Teori / Pendekatan : Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan manusia setengan pesawat yang meleleh yang menggunakan aliran surealisme
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Tujuan penulisan ini yaitu mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan proses visualisasi lukisan dengan judul Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Luki Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu eksplorasi, eksperimen, eksekusi, dan pendekatan pada karya inspirasi. Metode eksplorasi meliputi eksplorasi tema dan eksplorasi bentuk. Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah sebagai berikut: 1.) Konsep penciptaan lukisan yaitu memvisualkan sejarah Nusantara sesuai dengan sudut pandang personal penulis yang terinpirasi dari pemahaman peristiwasejarah kolonialisme di Nusantara yang divisualisasikan dalam figur-figur manusia dan objek benda tertentu, yang digambarkan secara surrealistic dengan pencapaian bentuk objek yang bersifat imaginatif. Perwujudan gagasan terkait kronik kolonialisme di Nusantara pada lukisan, diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta pada Nusantara, cinta pada hasil kebudayaan Nusantara, dan sebagai refleksi dalam menyikapi kehidupan berbangsa dan bertanah air hari ini. 2.) Tema dalam lukisan dibagi menjadi tiga tema, pembagian tema dalam lukisan bertujuan untuk mempermudah dalam pembahasan karya. Adapun tema-tema tersebut yaitu: latarbelakang kedatangan bangsa Barat di Nusantara, kebijakan-kebijakan bangsa kolonial yang diterapkan di Nusantara, dan perubahan sosial dan budaya di Nusantara pada masa Kolonialisme. 3.) Proses visualisasi diawali dengan membuat sketsa pada kertas, yang bertujuan untuk mengembangkan bentuk serta komposisi yang diinginkan. Proses selanjutnya mewarnai bidang kanvas untuk objek guna membuat kesan kertas tua pada kanvas. Langkah selanjutnya yaitu pemindahan sketsa pada kanvas, dilanjutkan dengan membuat detail objek pada lukisan. Secara keseluruhan lukisan dikerjakan menggunakan pensil dan cat acrylic. Teknik yang digunakan dalam pengerjaan lukisan adalah teknik arsir, plakat dan opaque. 4.) Bentuk lukisan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu lukisan bergaya surrealis yang bersifat ilustrati
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis" Penulis melakukan penelitian terhadap Judul tersebut Bertujuan untuk mencari riset dan mengetahui sejarah nya agar pada saat mengimplementasikan kepada lukisan tersbut lancar tidak ada kendala dan sesuai tema / judul . Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan Lukisan Frida Kahlo Aliran Surealisme " The Wounded Deer " juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
- Objek : Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin
-Teori / Pendekatan : Pendekatan yang digunakan mungkin meliputi konsep "Male Gaze" yang mengacu pada pengaruh mewujudkan atau melihat laki-laki yang mempengaruhi konstruksi citraan perempuan dalam seni. Teori feminisme, analisis gender, atau studi tentang representasi perempuan dalam seni juga mungkin digunakan dalam menafsirkan pengaruh pandangan laki-laki dalam lukisan tersebut.
- Anlisist :
Analisis dilakukan melalui tahapan empat:
Deskripsi: Menggambarkan secara detail karya seni, termasuk unsur visual yang terdapat dalam lukisan.
Analisis: Menganalisis bagaimana pandangan laki-laki tercermin dalam konstruksi citraan danitas seksual perempuan dalam lukisan.
Interpretasi: Menginterpretasikan makna atau pesan yang terdapat dalam representasi perempuan dalam konteks pandangan laki-laki yang tercermin dalam karya seni.
Penilaian: Memberikan penilaian atau evaluasi terhadap dampak pengaruh “Male Gaze” terhadap representasi perempuan dalam lukisan.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin"Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa lukisan adalah salah satu media ekspresi bagi seniman untuk menyampaikan ide dan gagasannya. Namun, ketika perempuan dijadikan objek dalam lukisan dengan pandangan yang tercermin dari sudut pandang laki-laki, hal ini menimbulkan perhatian yang menarik dalam konteks pencitraan gender.
Sedangkan terdapat Perbedaan dalam konteks seni rupa, di mana "The Wounded Deer" merupakan karya seni surealisme oleh Frida Kahlo dengan fokus pada interpretasi visual yang mungkin berbeda dari representasi perempuan dalam karya tersebut.
Seniman dan Pendekatan: Karya seniman yang berbeda (Frida Kahlo dan Zaenal Arifin) dengan pendekatan dan latar belakang yang unik, sehingga pengaruh dan representasi perempuan dalam lukisan bisa sangat berbeda.
- Objek : Payung Dalam Karya Lukisan Surealisme
-Teori / Pendekatan : Pendekatan yang digunakan mungkin meliputi konsep "Male Gaze" yang mengacu pada pengaruh mewujudkan atau melihat laki-laki yang mempengaruhi konstruksi citraan perempuan dalam seni. Teori feminisme, analisis gender, atau studi tentang representasi perempuan dalam seni juga mungkin digunakan dalam menafsirkan pengaruh pandangan laki-laki dalam lukisan tersebut.
- Anlisist :
Analisis akan terfokus pada:
Interpretasi Metafora Payung: Penafsiran tentang bagaimana payung digunakan sebagai simbol kepemimpinan dalam setiap karya seni. Bagaimana metafora ini diinterpretasikan secara surealis dalam konteks kepemimpinan dan politik.
Pengaruh dan Implikasi: Analisis mengenai bagaimana representasi payung dalam karya seni ini mencerminkan ideologi politik, tata kelola kepemimpinan, atau persepsi terhadap kekuasaan.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Payung Dalam Lukisan Surealisme " Kesimpulannya, penelitian ini dapat memberikan wawasan mengenai bagaimana simbol payung digunakan dalam konteks kepemimpinan dalam seni lukis surealis. Mengidentifikasi pesan atau narasi yang ingin disampaikan oleh seniman melalui representasi metafora payung.
Sedangkan terdapat Perbedaan Konteks Metafora: Perbedaan dalam representasi metafora; "The Wounded Deer" oleh Frida Kahlo mungkin menggunakan metafora yang berbeda dan menceritakan narasi atau pesan surealis yang berbeda pula. Seni dari Perspektif Individu: Setiap seniman memiliki perspektif dan pesan yang unik dalam karya seni mereka. Perbedaan pendekatan antara dua seniman dapat menghasilkan representasi dan narasi yang sangat berbeda dalam karya surealis mereka.
- Objek : Lampu Sebagai Simbol Dalam Seni Lukis Surealisme
-Teori / Pendekatan : Pendekatan yang mungkin digunakan dalam penelitian ini:
Simbolisme dalam Seni: Analisis tentang bagaimana lampu dijadikan simbol untuk mewakili berbagai permasalahan, mungkin dengan mempertimbangkan simbolisme lampu dalam konteks budaya atau sosial di Indonesia. Surealisme dan Penafsiran Visual: Penggunaan prinsip surealisme dalam menggambarkan lampu sebagai simbol, mungkin dengan menerapkan teori interpretasi visual dalam seni lukis.
- Anlisist :
Analisis akan terfokus pada:
Interpretasi Simbol Lampu: Penafsiran tentang bagaimana lampu direpresentasikan dalam setiap karya seni, bagaimana penggunaan simbol ini menceritakan pesan terkait fenomena permasalahan di Indonesia.
Pesan dan Narasi yang Disampaikan: Analisis tentang pesan atau narasi yang ingin disampaikan oleh seniman melalui representasi simbol lampu dalam setiap karyanya.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Lampu Sebagai Simbol Dalam Seni Lukis Surealisme" Kesimpulannya, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana seniman menggunakan simbol lampu dalam konteks surealis untuk menyampaikan pesan mengenai permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia.
Sedangkan terdapat Perbedaan dalam representasi simbolisme; "The Wounded Deer" oleh Frida Kahlo mungkin menggunakan simbol-simbol atau metafora yang berbeda untuk menceritakan narasi surealis yang unik.
- Objek : Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme
-Teori / Pendekatan : Penggunaan teori ekspresionisme untuk menggambarkan dan mengeksplorasi berbagai ekspresi emosi manusia melalui seni lukis surealisme.Pendekatan untuk memahami bagaimana seniman menafsirkan dan merepresentasikan ekspresi wajah dalam konteks surealisme.
- Anlisist : Analisis tentang bagaimana ekspresi emosi, seperti marah, senyum, tangis, takut, dan lainnya, direpresentasikan dalam setiap karya seni. Bagaimana simbolisme sureal digunakan untuk meluaskan atau mengubah makna ekspresi tersebut.Menilai keaslian ekspresi dalam lukisan surealis, yakni bagaimana mereka dapat mempertahankan ciri khas dari ekspresi wajah sambil mengeksplorasi kemungkinan sureal.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme"Penelitian ini akan membantu dalam memahami bagaimana seniman menggunakan surealisme untuk menggambarkan dan mengeksplorasi ekspresi wajah manusia dalam konteks surealisme.
Sedangkan Terdapat Perbedaan dalam konteks dan subyek lukisan; “The Wounded Deer” karya Frida Kahlo mungkin tidak secara langsung terfokus pada eksplorasi ekspresi wajah manusia, tetapi lebih pada narasi atau simbolisme lain dalam surealisme yang unik untuk karya tersebut.
- Objek :Penciptaan seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana
-Teori / Pendekatan : Penciptaan seni lukis yang mencerminkan ekspresi ketakutan anjing dalam kerangka surealisme kontemporer. Ini bisa melibatkan penggunaan teknik dan gagasan surealis dalam konteks yang lebih modern. Pendekatan untuk memahami dan merepresentasikan ekspresi emosi anjing, termasuk pandangan kegelisahan, melalui seni lukis sebagai medium.
- Anlisist : Analisis tentang bagaimana ekspresi emosi anjing, khususnya pandangan kegelisahan, direpresentasikan dalam setiap karya seni. Bagaimana simbolisme dan teknik surealis digunakan untuk mengekspresikan ekspresi ini.Analisis tentang bagaimana tema pandangan kegelisahan anjing dalam seni lukis surealis kontemporer dapat terhubung atau merefleksikan keadaan kehidupan kontemporer.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel Penciptaan seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana" Melalui keseluruhan karya seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing, kesimpulan dapat ditarik mengenai interpretasi sureal terhadap ekspresi anjing dan bagaimana hal ini berinteraksi dengan konteks kontemporer.
Sedangkan Terdapat Perbedaan dalam konteks narasi dan simbolisme; "The Wounded Deer" oleh Frida Kahlo mungkin memiliki narasi dan simbolisme sureal yang unik dan berbeda dalam menceritakan kisahnya, sementara karya ini lebih fokus pada ekspresi anjing dalam konteks surealisme kontemporer.
- Objek Memahami Realisme Magis Danarto Dan Marquez
-Teori / Pendekatan : khususnya dalam cerpen dan novel sebagai medium ekspresi. Pendekatan yang mempertimbangkan konteks budaya, tradisi, dan kepercayaan dalam karya sastra untuk memahami menggabungkan aspek magis dengan kenyataan sehari-hari. Pendekatan yang mempertimbangkan konteks budaya, tradisi, dan kepercayaan dalam karya sastra untuk memahami menggabungkan aspek magis dengan kenyataan sehari-hari.
- Anlisist : Analisis terhadap bagaimana Danarto dan Marquez menggambarkan dan memunculkan aspek-aspek magis dalam karya-karya sastra mereka.Membandingkan dan menganalisis pola retorika yang berbeda antara Danarto dan Marquez dalam menghadirkan realisme magis dalam karya sastra mereka.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel " Memahami Realisme Magis Danarto Dan Marquez" Melalui analisis cerpen Danarto dan novel Marquez, kesimpulan dapat diambil mengenai bagaimana realisme magis tercermin dalam cerita mereka masing-masing, serta bagaimana mereka mengekspresikan aspek-aspek magis tersebut dengan retorika yang berbeda dalam konteks budaya yang beragam.
Sedangkan Terdapat Perbedaan terletak pada media ekspresi; Frida Kahlo dalam lukisan surealisnya dan Danarto serta Marquez dalam karya sastra mereka. Sementara Frida Kahlo menggunakan medium seni rupa untuk menyampaikan surealisme, Danarto dan Marquez mengekspresikan realisme magis melalui kata-kata dan cerita dalam sastra mereka.
- Objek : Fotografi Surealisme Visualisasi Estetis Citra Fantasi Imajinasi
-Teori / Pendekatan : khususnya dalam cerpen dan novel sebagai medium ekspresi. Pendekatan yang mempertimbangkan konteks budaya, tradisi, dan kepercayaan dalam karya sastra untuk memahami menggabungkan aspek magis dengan kenyataan sehari-hari. Pendekatan yang mempertimbangkan konteks budaya, tradisi, dan kepercayaan dalam karya sastra untuk memahami menggabungkan aspek magis dengan kenyataan sehari-hari.
- Anlisist : Analisis terhadap bagaimana Danarto dan Marquez menggambarkan dan memunculkan aspek-aspek magis dalam karya-karya sastra mereka.Membandingkan dan menganalisis pola retorika yang berbeda antara Danarto dan Marquez dalam menghadirkan realisme magis dalam karya sastra mereka.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel " Fotografi Surealisme Visualisasi Estetis Citra Fantasi Imajinasi" Melalui analisis cerpen Danarto dan novel Marquez, kesimpulan dapat diambil mengenai bagaimana realisme magis tercermin dalam cerita mereka masing-masing, serta bagaimana mereka mengekspresikan aspek-aspek magis tersebut dengan retorika yang berbeda dalam konteks budaya yang beragam.
Sedangkan Terdapat Perbedaan terletak pada media ekspresi; Frida Kahlo dalam lukisan surealisnya dan Danarto serta Marquez dalam karya sastra mereka. Sementara Frida Kahlo menggunakan medium seni rupa untuk menyampaikan surealisme, Danarto dan Marquez mengekspresikan realisme magis melalui kata-kata dan cerita dalam sastra mereka.
- Objek : Reog & kuda lumping sebagai ide penciptaan karya seni lukis / Idrus Diky
-Teori / Pendekatan : Pemahaman tentang makna dan simbolisme di balik Reog dan kuda lumping dalam konteks tradisi Jawa. Pengetahuan tentang teknik-teknik lukisan, komposisi visual, dan penggunaan warna untuk mengekspresikan tema yang diinginkan.
- Analisist : Analisis tentang bagaimana elemen-elemen Reog dan kuda lumping dapat digabungkan secara visual dalam karya lukis. Bagaimana mereka dapat saling melengkapi atau berinteraksi dalam sebuah lukisan. Menganalisis bagaimana karya seni lukis tersebut dapat mengungkapkan kekayaan budaya, keindahan, dan keunikan dari dua elemen budaya tersebut.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel ) : Pada artikel "Reog & kuda lumping sebagai ide penciptaan karya seni lukis / Idrus Diky" Melalui karya seni lukis yang menggabungkan Reog dan kuda lumping, kesimpulan dapat diambil mengenai bagaimana seni dapat menjadi media untuk merayakan dan mempertahankan warisan budaya yang kaya.
.
Sedangkan Terdapat Perbedaan terletak pada media ekspresi; Frida Kahlo dalam lukisan surealisnya dan Danarto serta Marquez dalam karya sastra mereka. Sementara Frida Kahlo menggunakan medium seni rupa untuk menyampaikan surealisme, Danarto dan Marquez mengekspresikan realisme magis melalui kata-kata dan cerita dalam sastra mereka.
- Objek : Ekspresi Takut Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis
-Teori / Pendekatan : Pendekatan yang mengeksplorasi seni sebagai cara untuk mengatasi trauma atau pengalaman negatif, di mana seniman menggunakan lukisan sebagai bentuk terapi ekspresif. Konsep surealisme dalam representasi emosi yang dalam karya seni, memungkinkan transfer atau distorsi dari pengalaman nyata untuk mengekspresikan emosi tertentu.
- Analisist : Menganalisis bagaimana lukisan yang menggambarkan ekspresi ketakutan melalui teknik visual seperti distorsi, transformasi, atau penyimpangan bentuk yang merefleksikan emosi yang dirasakan.Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh langsung dari pengalaman pribadi, dalam hal ini perundungan dan diskriminasi, terhadap elemen-elemen dalam karya seni.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel ) : Pada artikel "Ekspresi Takut Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis"kesimpulan menarik tentang bagaimana seni lukis menjadi wadah ekspresi emosi dan pengalaman pribadi yang melibatkan perundungan dan ketakutan sebagai tema utama.
Sedangkan keduanya mungkin menyentuh tema emosional, seperti ketakutan, perbedaan terletak pada konteks pengalaman pribadi yang menjadi inspirasi, teknik yang digunakan, serta pandangan seniman terhadap surealisme dan representasi visual. Frida Kahlo cenderung menggunakan simbolisme surealisme untuk merefleksikan pengalaman pribadinya yang lebih luas, sementara karya yang dijelaskan lebih fokus pada pengalaman pribadi tertentu sebagai sumber inspirasi.
- Objek : Kehidupan Nelayan Muncar Sebagai Tema Dalam Penciptaan Karya Lukis
-Teori / Pendekatan : Pendekatan yang menggabungkan teknik visual fotografi dalam menciptakan karya seni lukis yang realistis dan memvisualisasikan kehidupan nelayan Muncar secara akurat.Fokus pada penggambaran kehidupan sosial nelayan sebagai tema utama, yang menghadirkan realita kehidupan sehari-hari mereka.
- Analisist :Menjelaskan proses observasi, eksplorasi, dan visualisasi dalam menciptakan lukisan. Analisis mengenai bagaimana teknik observasi dan pengambilan foto didekatkan ke dalam pembuatan lukisan. Menganalisis teknik pewarnaan, pemilihan media, dan penggunaan teknik lukisan seperti teknik basah dengan minyak kucing, serta komposisi dan harmoni dalam setiap lukisan yang dihasilkan.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel ) : Pada Artikel " Kehidupan Nelayan Muncar Sebagai Tema Dalam Penciptaan Karya Lukis" Menggambarkan kesimpulan dari hasil visualisasi, teknik yang digunakan, serta representasi yang berhasil dari kehidupan nelayan Muncar melalui lukisan realisme fotografi.Menyoroti bagaimana harmoni dalam komposisi dan pemilihan subjek dapat mempengaruhi keindahan dan kekuatan pesan lukisan.
Sedangkan artikel tentang lukisan Frida Kahlo lebih menonjolkan surealisme sebagai representasi dari pengalaman pribadinya, karya yang dijelaskan lebih fokus pada representasi realitas sosial dalam kehidupan nelayan Muncar dengan pendekatan fotografi realisme.
- Objek :Galeri Seni di Manado. Implementasi Arsitektur Surealisme
-Teori / Pendekatan : Pendekatan dalam desaineran galeri seni yang mengadopsi konsep dan prinsip surealisme dalam elemen-elemen arsitektur. Fokus pada penggunaan prinsip metamorfosis dan teknik otomatis untuk menciptakan desain yang unik dan tak terduga.
- Analisist : Menyoroti bagaimana konsep surealisme diterapkan pada desain interior dan eksterior galeri seni. Analisis terhadap penerapan prinsip metamorfosis dalam elemen arsitektur, termasuk penggunaan teknik otomatis untuk menciptakan kesan surealis.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel ) : Pada Artikel " Galeri Seni di Manado. Implementasi Arsitektur Surealisme" Menyoroti keunikan dan kekhasan galeri seni Manado melalui penerapan surealisme dalam desain arsitektur, serta potensi untuk menjadi pusat perhatian dunia seni.Bagaimana desain surealis dalam galeri seni ini mempengaruhi pengalaman pengunjung, memberikan kesan yang tidak biasa dan mendalam.
Sedangkan artikel tentang karya Frida Kahlo menyoroti lukisan surealisme individu yang berasal dari pengalaman pribadi, desain galeri seni di Manado mengeksplorasi pengaplikasian surealisme dalam konteks arsitektur untuk menciptakan ruang seni yang unik.
- Objek : Kisah Pilu Realisme Sosialis
-Teori / Pendekatan : Menyoroti Realisme Sosialis sebagai satu-satunya gaya seni yang diakui pada tahun 1934, digunakan sebagai alat propaganda oleh pemerintah Komunis yang baru berkuasa.Menggambarkan bagaimana aliran seni lain, terutama seni lukis abstrak kelompok Avant-garde Rusia, ditekan dan dianggap tidak sesuai dengan doktrin Realisme Sosialis.
- Analisist : Menjelaskan bagaimana pemerintah menggunakan Realisme Sosialis sebagai kendaraan propaganda untuk mengendalikan narasi seni dan membatasi aliran-aliran seni lain yang dianggap tidak sesuai.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel ) : Pada artikel "Kisah Pilu Realisme Sosialis" Membahas pengaruh politik terhadap perkembangan seni pada masa itu, dengan penekanan pada kepentingan pemerintah untuk mengontrol dan menggunakan seni sebagai alat propaganda.
Sedangkan artikel tentang Realisme Sosialis fokus pada kontrol pemerintah terhadap seni, artikel tentang Frida Kahlo dan aliran Surealisme yang menonjolkan ekspresi individualisme dan eksplorasi dalam seni artistik, terlepas dari kendala politik atau ideologi.
- Objek : Kemandirian Perempuan sebagai Inspirasi Pencitraan Seni Lukis
-Teori / Pendekatan :Menjelaskan bagaimana kemandirian emosional perempuan menjadi titik fokus dalam penciptaan seni lukis, menggambarkan kekuatan, perjuangan, dan eksistensi perempuan melalui visualisasi surealis. Mendeskripsikan bagaimana seni lukis dengan gaya surealisme dipilih sebagai media untuk menyampaikan gagasan tentang kemandirian emosional perempuan.
- Analisist : Menganalisis bagaimana figur perempuan dan elemen surealis dalam lukisan yang menggambarkan kemandirian emosional, mempertimbangkan komposisi, warna, dan elemen visual lainnya.Menyoroti bagaimana teknik surealisme digunakan untuk memperkuat pesan tentang kemandirian emosional perempuan dalam konteks seni lukis.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel ) : Pada Artikel ini "Kemandirian Perempuan sebagai Inspirasi Pencitraan Seni Lukis " Menyimpulkan signifikansi dari visualisasi kemandirian emosional perempuan dalam seni lukis, bagaimana hal itu dapat memberikan inspirasi, kesadaran, atau perubahan dalam persepsi kita terhadap perempuan.
Sedangkan artikel tentang Frida Kahlo lebih menekankan pada ekspresi individualisme dan perjuangan pribadi melalui surealisme, artikel ini lebih menyoroti kemandirian emosional perempuan sebagai tema utama dalam seni lukis.
- Objek : Keberagaman Jamur Beracun Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis
-Teori / Pendekatan : Mengulas tentang keberagaman jamur beracun, menyoroti karakteristik, jenis, dan keunikan setiap spesies.Mendiskusikan bagaimana konsep keberagaman jamur beracun diadopsi sebagai inspirasi dalam menciptakan karya seni lukis, dan bagaimana hal ini diwujudkan dalam pendekatan kreatif.
- Analisist : Menganalisis cara visualisasi jamur beracun ditransformasikan menjadi karya seni lukis, dengan mengeksplorasi teknik, warna, komposisi, dan makna yang terkandung di dalamnya. Menganalisis bagaimana penggunaan jamur beracun sebagai sumber ide yang mempengaruhi pesan atau makna yang ingin disampaikan melalui karya seni tersebut.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel ) : Pada artikel ini " Keberagaman Jamur Beracun Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis" kesimpulan menarik tentang signifikansi keberagaman jamur beracun sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis, bagaimana hal ini memperkaya ekspresi artistik, dan pesan yang ingin disampaikan melalui karya.
Sedangkan aartikel tentang Frida Kahlo lebih menitikberatkan pada penggunaan surealisme sebagai alat ekspresi pribadi dan universal, artikel ini menyoroti keberagaman jamur beracun sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis.
Sumber Artikel : https://scholar.google.com/
Komentar
Posting Komentar